Minggu, 01 Juli 2018

Self-Acceptance

Minggu, 01 Juli 2018
Terima Dirimu.
            Sekali atau dua kali waktu terkadang terbesit rasa itu lagi.
Rasa yang selalu menghambat segala kemajuan diri.
Rasa yang hanya datang dari kekhawatiran yang berlebihan.
Seolah ia lahir dan menghantui seluruh ruang gerak.

Insecure (adj).

Aku pernah dan mungkin masih dalam tahap rangkulan ke-insecureity­­-an, walau memang tidak separah dahulu dan aku bersyukur akan hal itu. Ku sebut ia memang terlalu bahaya dan berefek maha dahsyat apabila terus terpiara dalam pikiran. Ku sebut pula ia memang racun yang tak pernah ada muara padanya jika tidak segera diputus mata rantainya. Sebahaya itu!

Untukmu yang sedang diperbudak kegelisahan,

Yang perlu kau lakukan adalah; terima dirimu.

Terima dirimu yang masih mampu merasakan kebaikan orang lain karena kau mempunyai hati yang tak ternilai.

      Terima dirimu yang memiliki anggota tubuh yang lengkap (pun yang kurang, karena berjiwa besar lebih tak ternilai).

      Terima dirimu yang masih bisa tertawa dan menangis karena perasaanmu tidak mati.

      Terima dirimu yang memiliki segala kekurangan fisik (yang mungkin sangat kau benci saat ini) karena kau manusia.

      Terima itu semua dari dalam dirimu apa adanya dengan segala ketidaksempurnaan yang ada karena memang kau manusia.

Teruslah berkarya tanpa pernah berpikir apa yang orang lain pikir tentangmu karena itu hanya menyusutkan waktumu.

Jangan pernah memberi ruang pada mulut-mulut jahat menyelami dasar hatimu yang berjiwa besar. Jangan, selalu.

Teruslah berpusat pada tujuan karena intelijensimu yang tak terbatas rindu akan hal itu

Sekarang tersenyumlah karena senyummu indah.

Senyummu cantik, senyummu tampan. Kau hebat dengan segala yang telah kau raih.

Kau perlu tahu,
Bahwa dirimu berhak mendapatkan kebahagiaan atas tanggungjawab dirimu sendiri membahagiakan dirimu.

Tabik!

Milka dan senyumnya.
Share:

1 komentar: